Selasa, 24 Maret 2015

Cyclops

CYCLOPS
Cyclops
Dalam mitologi Yunani, Cyclops adalah makhluk bermata satu.
Terdapat beberapa versi kisah yang memasukkan makluk sejenis Cyclops sebagai salah satu tokohnya.
Penulis Hesiod mengatakan bahwa Cyclopes – yang merupakan bentuk jamak – merupakan tiga putra Uranus dan Gaea.
Mereka dilemparkan ke Tartarus, tapi dilepaskan oleh Zeus selama penggulingan Cronus.
Ketiga Cyclopes tersebut bernama Brontes yang berarti “guntur,” Steropes yang berarti “kilat”, dan Arges yang berarti “terang”.
Dalam Hesiod, mereka adalah pembuat petir dan guntur Zeus, helm Hades, dan trisula Poseidon.
Kisah lain menyatakan bahwa Cyclopes melayani Hephaestus di bengkel tempanya. Dalam versi ini, Cyclopes merupakan pandai besi yang menyalakan api vulkanik dimana Hephaestus membuat baju besi untuk para dewa dan dewi.
Misalnya, dalam sebuah himne oleh Callimachus, Artemis meminta panah dan busur kepada Zeus yang ditempa oleh Cyclopes.
Tradisi lain menganggap Cyclopes merupakan sebuah suku dari Thrace, yang dinamakan sesuai nama raja mereka dan yang membangun tembok Cyclopean.
Tapi versi paling terkenal Cyclops kemungkinan berasal dari kisah Odyssey karya Homer.
Dalam perjalanan pulang, Odysseus bertemu dengan ras raksasa gembala yang menjadi penghuni gua.
Penasaran, Odysseus bersama dua belas anak buahnya mengunjungi dan menunggu mereka kembali ke gua.
Salah satu Cyclops yang berhasil mereka temui bernama Polyphemus. Odysseus dan anak buahnya akhirnya menginap di gua.
Alih-alih mendapatkan perlakuan yang layak, Odysseus justru disekap di dalam gua dan dua anak buahnya dimakan oleh Cyclops.
Odysseus kemudian merancang rencana untuk melarikan diri. Dia membuat mabuk Polyphemus, mencungkil matanya, dan membantu anak buahnya melarikan diri dari dalam gua.
Karena Odysseus mengatakan kepada Polyphemus bahwa namanya adalah “No Man,” ketika meminta bantuan, Cyclops berteriak bahwa “No Man is killing me” sehingga membingungkan teman-temannya.
Tapi dari atas kapal, Odysseus mengungkapkan nama aslinya, yang memungkinkan Polyphemus memanggil ayahnya, Poseidon, untuk membalaskan dendam.
Akibatnya, Odysseus harus menjalani perjalanan pulang amat panjang karena Poseidon menghalangi jalannya untuk segera kembali ke rumah.
Polyphemus juga disebutkan dalam sebuah puisi karya Theocritus, yang menceritakan upaya Polyphemus merayu seorang peri bernama Galatea, setelah terlebih dahulu membunuh kekasihnya, Acis.
Galatea akhirnya mengubah Acis menjadi sebuah sungai saat sedang sekarat dan tidak pernah tertarik dengan Polyphemus sang Cyclops.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar