Selasa, 24 Maret 2015

Musik Reggae

 Reggae-Bob Marley
Musik reggae berasal dari Jamaika dari dua gaya musik Jamaika serupa yang disebut ska dan rocksteady.
Reggae dicirikan dengan ritme backbeat dan progresi kord sederhana.
Lirik musik ini biasanya dinyanyikan dalam bahasa Inggris logat Jamaika.
Bob Marley dan The Wailers adalah dua musisi reggae yang paling terkenal.
Meskipun berasal dari kombinasi ska dan rocksteady, reggae juga dipengaruhi oleh blues (R&B), jazz Amerika, dan Jamaican mento.
Pada akhir tahun 1960-an, baik Jamaika dan AS mengakui reggae sebagai genre musik tersendiri.
Single “Long Shot Bus’ Me Bet” yang dirilis tahun 1967 dan dibawakan The Pioneers secara umum dianggap sebagai rekaman reggae pertama.
Karakteristik yang membedakan musik reggae dari genre lain terletak pada ritmenya.
Lagu lazimnya dimainkan pada tempo 4/4 dengan penekanan pada ketukan.
Selain itu, penekanan kerap dilakukan pada ketukan ketiga oleh gitar atau bass drum sehingga memberi nuansa musik Afrika.
Perkusi yang digunakan pada umumnya adalah drum set, tom-tom drum, atau timbales.
Sebuah struktur kord sederhana lantas ditambahkan menggunakan gitar, bass gitar, organ, piano, atau keyboard.
Banyak band reggae menggunakan terompet, trombone, atau saxophone atau memainkan riff pendek atau countermelody yang kontras dengan vokal.
Kebanyakan lirik reggae dinyanyikan dalam bahasa Inggris logat Jamaika sehingga banyak pendengar yang kesulitan dalam memahami artinya.
Beberapa lirik reggae berhubungan dengan Rastafarianisme, agama populer di Jamaika, yang menggunakan ganja sebagai bagian dari sakramen agama.
Salah satu Rastafarian yang terkenal adalah penyanyi dan gitaris Bob Marley.
Dimulai pada awal tahun 1970, Marley dikenal secara internasional sebagai anggota The Wailers, bersama dengan Peter Tosh dan Bunny Wailer.
Musisi reggae terkenal lainnya termasuk Jimmy Cliff, Prince Buster, Desmond Dekker, dan Jackie Mittoo.
Musik reggae sering diasosiasikan dengan jiwa muda, pemberontakan, dan anak laki-laki kasar atau “rude boys” dalam budaya Jamaika.
Istilah “rude boys” mengacu pada anak laki-laki pengangguran dan suka kekerasan yang sering mengunjungi klub dansa saat reggae mulai berkembang pada tahun 1960.
Seiring musik reggae yang semakin dikenal secara global, asosiasi dengan “rude boy” semakin luntur meskipun musik ini tetap dianggap mewakili pemberontakan dan anti status quo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar