Daur Air
dan Kegiatan Manusia yang Memengaruhinya
1. Daur Air
Daur airmerupakan sirkulasi (perputaran) air secara
terus-menerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke Bumi. Daur air ini terjadi
melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi (pengendapan), dan kondensasi
(pengembunan). Perhatikan skema proses daur air di bawah ini!
Air di laut, sungai, dan danau menguap karena
pengaruh panas dari sinar matahari. Tumbuhan juga mengeluarkan uap air ke
udara. Proses penguapan ini disebut evaporasi. Uap air naik dan berkumpul di
udara. Lama-kelamaan, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh).
Proses ini disebut presipitasi (pengendapan). Jika
suhunya turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air
ini membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi (pengembunan).
Titik-titik air di awan kemudian akan turun menjadi
hujan. Air hujan akan turun di darat maupun di laut. Air hujan itu akan jatuh
ke tanah atau perairan. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air
tanah. Selanjutnya, air tanah akan keluar melalui sumur. Air tanah juga akan
merembes ke danau atau sungai. Air hujan juga ada yang jatuh ke perairan,
misalnya sungai atau danau. Kondisi ini akan menambah jumlah air di tempat
tersebut.
Air di sungai akan mengalir ke laut. Di lain pihak
sebagian air di sungai dapat menguap kembali. Air sungai yang menguap membentuk
awan bersama dengan uap dari air laut dan tumbuhan.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
daur air. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jumlah air di Bumi secara
keseluruhan cenderung tetap. Hanya wujud dan tempatnya yang berubah. Secara
sederhana daur air dapat digambarkan seperti di bawah ini.
2. Kegiatan Manusia yang
Memengaruhi Daur Air
Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak
ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang
masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air).
Air cadangan akan selalu ada apabila daerah
peresapan air selalu tersedia. Daerah peresapan air biasa terdapat di
hutan-hutan. Tetumbuhan hutan mampu memperkokoh struktur tanah. Saat hujan
turun, air tidak langsung hanyut, tetapi akan teresap dan tersimpan di dalam
tanah. Air yang tersimpan dalam tanah akan menjadi air tanah. Air akan lebih
mudah meresap jika terdapat banyak tumbuhan. Air yang meresap akan diserap oleh
akar tumbuhan tersebut. Adanya air dan akar di dalam tanah menyebabkan struktur
tanah menjadi kokoh dan tidak mudah longsor.
Nah, menyimak uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
keberadaan hutan sangat penting. Hutan berperan dalam penyimpanan air. Oleh
karena itu, kita harus senantiasa menjaga kelestarian hutan.
Saat ini telah banyak hutan yang gundul akibat
penebangan liar. Selain penebangan, hutan dapat rusak akibat pembakaran.
Biasanya hutan ditebang atau dibakar dengan alasan tertentu. Seperti untuk membuka
lahan pertanian, perumahan, atau industri. Kegiatan-kegiatan ini dapat
mengurangi kemampuan tanah dalam menyimpan air. Akibatnya, pada saat hujan
terjadi banjir dan pada saat kemarau banyak daerah mengalami kekeringan.
Di perkotaan hingga di pedesaan kini marak
pembangunan jalan yang menggunakan aspal atau beton. Penutupan tanah dengan
aspal atau beton dapat menghalangi meresap-nya air hujan ke dalam tanah.
Akibatnya, pada saat hujan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini
menyebabkan terjadinya banjir dan air menggenangi jalan-jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar